Welcome to Program Studi

S3 Ilmu Pertanian

Bahasa :

Kuliah Lapang Internasional: Konservasi dan Restorasi Gambut sebagai Wujud Penerapan SDGs di Universitas Sriwijaya

single

Universitas Sriwijaya (Unsri) melalui kerjasama internasional menyelenggarakan kegiatan kuliah lapang bertajuk “Restorasi dan Konservasi Gambut untuk Keberlanjutan Lahan Basah”. Kegiatan ini digelar sebagai bentuk nyata komitmen terhadap Agenda 2030 Sustainable Development Goals (SDGs) yang berlangsung dari tanggal 21 – 26 April 2025.

Hadir sebagai narasumber dari dalam dan luar negeri, yaitu Prof. Dr. Ir. Rujito Agus Suwignyo, M.Sc. (Wakil Rektor I UNSRI), serta dua peneliti kehutanan dari National Institute of Forest Science (NIFoS), Korea Selatan: Dr. Eunho Choi dan Dr. Hyunyoung Yang.

Sebagai informasi, kegiatan ini merupakan bagian dari pelaksanaan SDGs di UNSRI, khususnya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim). Acara ini diikuti oleh ratusan mahasiswa dari Fakultas Pertanian dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) untuk mendapatkan wawasan dan informasi terbaru mengenai pentingnya konservasi lahan gambut dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mendukung pembangunan berkelanjutan.

Prof. Rujito menerangkan bahwa ekosistem gambut tidak hanya berperan penting dalam menjaga keseimbangan karbon dunia, tetapi juga memiliki potensi besar dalam skema perdagangan karbon (carbon trade), apabila pengelolaan karbon dilakukan secara terukur dan terverifikasi. Oleh karena itu, ia mendorong transformasi dari praktik pertanian tradisional yang rawan membakar lahan, seperti sistem sonor, menuju pendekatan pertanian yang lebih ramah lingkungan, dengan menggunakan teknologi budidaya padi yang adaptif terhadap kondisi lahan gambut.

Sementara itu, Dr. Eunho Choi dan Dr. Hyunyoung Yang memaparkan hasil kolaborasi riset mereka dengan peneliti UNSRI yang dimulai sejak beberapa tahun terakhir, dengan lokasi awal di Desa Perigi, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Riset ini mencakup berbagai pendekatan rehabilitasi lahan gambut pascakebakaran dan kerusakan alami melalui penanaman pohon-pohon hutan asli seperti jelutung dan balangeran, serta integrasi tanaman pangan seperti padi dan jagung dalam sistem agrosilvofishery berbasis masyarakat. 

Ketua Pelaksana Kegiatan dan Peneliti dari UNSRI, Dr. Ir. M. Umar Harun, M.S. mengungkapkan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan menghasilkan publikasi ilmiah internasional bersama, tetapi juga memberi dampak ekonomi, sosial, dan budaya bagi masyarakat lokal yang terlibat. “Ke depan, kerjasama antara UNSRI dan NIFoS akan diperluas ke lahan gambut arboretum di kawasan Inderalaya, yang pada tahun 2015 pernah mengalami kebakaran hebat selama lebih dari satu bulan. Lahan ini direncanakan menjadi International Peat Research Center atau Pusat Riset Gambut Internasional, yang akan menjadi pusat unggulan untuk riset multidisiplin seperti hidrologi, stok karbon, ekologi lahan basah, serta sosial ekonomi masyarakat gambut,” ungkapnya.

Lebih jauh ia mengatakan, kegiatan kuliah lapang ini menjadi wujud nyata integrasi antara pendidikan tinggi, riset internasional, dan pengabdian masyarakat dalam rangka mendukung pencapaian SDGs di Indonesia. Selain memperkuat kapasitas mahasiswa dan dosen, kegiatan ini juga bertujuan menanamkan kesadaran kolektif tentang pentingnya ekosistem gambut dalam mitigasi perubahan iklim dan pelestarian keanekaragaman hayati.

“Melalui pelaksanaan SDG 13, UNSRI berharap dapat mencetak generasi ilmuwan dan profesional muda yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kepedulian tinggi terhadap isu-isu lingkungan dan keberlanjutan, serta mampu menjadi agen perubahan dalam membangun masa depan yang lebih lestari bagi Indonesia dan dunia,” pungkasnya. (Rilis/ Ara_Humas)